Dikutip dari www.koran-jakarta.com
Tahun
ini, pembangunan apartemen akan terus tumbuh dan bakal booming pada
2014 mendatang. Real Estate Indonesia (REI) Jawa Barat (Jabar)
memperkirakan pertumbuhan unit hunian apartemen tahun ini dapat mencapai
20 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"Apartemen
akan terus tumbuh karena permintaannya yang juga tumbuh. Saya
memprediksi akan terjadi pertumbuhan cukup tinggi hingga 20 persen,"
ujar Ketua REI Jabar, Yana Mulyana, belum lama ini.
Pertumbuhan
apartemen di Bandung cukup tinggi karena pengembang properti saat ini
mulai kesulitan mendapatkan lahan cukup luas untuk dibangun sebuah
kompleks perumahan. Kalaupun ada, harga tanahnya sangat mahal sehingga
harga jual rumah akan tinggi.
Apartemen lalu menjadi
pilihan untuk dibangun. Selain karena terbatasnya lahan, harga jual
apartemen dapat ditekan lebih murah dibandingkan rumah tapak (landed
house). Apartemen yang dibangun di Bandung, menurut Yana, lebih banyak
didominasi oleh apartemen untuk kelas menengah atas.
"Meski
tidak menggunakan lahan luas, tetap saja harga tanah sudah sangat mahal
sehingga membangun apartemen pun harganya harus disesuaikan, apalagi
jika berlokasi di pusat Kota Bandung," ujar dia.
Harga
apartemen yang dijual paling tidak mencapai 300 juta hingga 400 juta
rupiah per unitnya, bergantung pada lokasi dan fasilitas di dalamnya.
Namun, biasanya, harga itu hanya untuk harga jual pertama sebab setelah
soft launching, harga apartemen akan ikut naik.
Yana
menambahkan Pemerintah Kota Bandung pun kini sudah mulai kesulitan
menyediakan lahan di perkotaan sehingga sejumlah pengembang mulai
menggeser rencana pembangunan apartemen di pinggiran kota, terutama di
wilayah timur dan selatan Bandung. Lahan, menurut dia, masih ada, namun
milik pemerintah dan akan digunakan untuk membangun apartemen murah atau
rumah susun sewa.
Karena itu, menurut dia, meski
berada di pinggiran, harga apartemen yang lebih mirip disebut sebagai
rumah susun pun masih tergolong lebih mahal dari rumah tapak, sekitar
200 juta rupiah. Di sini, pengembang apartemen masih harus bersaing
dengan perumahan baru yang juga bermunculan. Kebetulan masyarakat lebih
menyukai rumah tapak.
"Agak sulit bagi pengembang
menjual apartemen di pinggiran kota sebab masih banyak kompleks
perumahan. Tapi mudah menjual jika di perkotaan, terutama sekitar
kampus, meski harganya sudah mahal."
Tingginya potensi
pasar apartemen sebenarnya tidak hanya terjadi di Bandung, namun nyaris
merata di beberapa daerah di Jabar dan masih menjadi momentum yang bagus
bagi pengembang untuk terus menambah lokasi apartemennya.
Meski
demikian, pengembang juga harus menjaga kepercayaan konsumen, terutama
tenggat waktu pembangunan apartemen yang sering mundur. REI Jabar,
menurutnya, sering menerima sejumlah pengaduan dari konsumen mengenai
tidak selesainya pembangunan apartemen sesuai janji pengembang. "Harus
diperhatikan agar kepercayaan konsumen terhadap apartemen bisa tetap
dijaga."
PT Kagum Group yang sebelumnya bergerak dalam
bidang FO dan hotel juga mulai aktif membangun apartemen dengan tingkat
hunian kecil dan harga terjangkau. Misalnya Apartemen The Jardin yang
berlokasi di pusat belanja jeans, Cihampelas. Pada saat peluncuran tahun
2011 lalu, harga apartemen ditawarkan cukup murah, sekitar 100 juta
untuk unit paling kecil yang mirip kamar kos. Perusahaan ini juga mulai
memasarkan apartemen di Jalan Asia Afrika Bandung dalam jumlah terbatas.
Wali
Kota Bandung, Dada Rosada, menambahkan konsep rumah vertikal atau
apartemen menjadi alternatif di tengah terbatasnya lahan. "Sulit
membangun di tanah horizontal karena biayanya sudah mahal dan lahan
terbatas," kata dia.
Menurut Dada, saat ini, pihaknya
sudah mempersiapkan 16 titik lokasi yang bisa dibangun untuk rumah
vertikal. Lokasi ini akan dialokasikan untuk pembangunan rumah susun
sederhana sewa (rusunawa) dan rumah susun sederhana milik (rusunami)
serta apartemen. Ia mengatakan pembangunannya akan dilakukan oleh
pemerintah atau ditawarkan kepada pihak swasta.